Landak dan Semangkuk Bubur Kacang Hijau


3rd March 2020
 It’s been almost two and a half months since me and some other friends joined the intern program. I thought i would’ve come exiting every day, but for some reason, that hasn’t happened. I’m actually starting to get a little concerned, because intern program ends in a few days and we’re gonna get the ‘thesis consultation-revision’ back on track, something needs to happen quick yet my lecturer is running quite slow. Anyway, i’m still keeping the door open a crack for HOPE.
Speaking of intern program, we still enjoyed it, when lunch time is coming. That day i was right  in the middle of collecting data in Sweetened Condense Milk Departement yet i’m so bored because i watched the same kind of thing in a month!  I decided to write a tale in my tiny notebook. So here’s the thing!
*******

Pagi-pagi Landak sudah terbangun. Beruntung sekali ia pagi ini. Cuacanya cerah, awan dan langitnya indah dan banyak burung bersiulan di sepanjang jalan kompleks rumahnya.
Salah satu Burung menyapanya. “Hei Landak! Selamat pagi!”
“Pagi Tuan Burung” Jawab Landak dengan senyum merekah
Terlihat gerobak penjual bubur kacang hijau sedang mendorong gerobaknya untuk menjajakan dagangan di sekitar rumah Landak. Harumnya aroma bubut kacang hijau sudah bisa tercium dari balkon rumah Landak.
Penjual bubur kacang hijau mendekat ke rumah Landak. Jarak kira-kira 100 meter penjual itu tersenyum ke arah Landak dan bertanya “Landak! Mau beli bubur?
Landak mengangguk kencang dan langsung turun dari balkon rumahnya untuk membeli bubur kacang hijau dengan semangat “Buburnya satu, pake ketan hitam ya, Mang Singa!”
“Siap! Ditunggu ya” Mang Singa langsung membuat bubut pesanan Landak
“Hmm baunya aja udah enak banget” gumam Landak
B ubur kacang hijau sudah selesai diracik “Ini buburnya, 5000 rupiah yaa” kata Mang Singa sambil menyodorkan mangkuk bubur.
*******

Landak masuk ke rumahnya dengan berhati-hati karena membawa semangkuk besar bubur. Landak memasukkan bubur itu ke dalam kulkas agar dingin saat dimakan nanti “Ah aku tunggu sebenar deh! Biar dingin baru aku makan”
Sambil menunggu buburnya dingin, Landak menonton kartun di TV. Tanpa sadar, ia tertidur.
*******

Landak terbangun di sebuah lahan gersang. Banyak hewan kelaparan dengan bibir yang lapar dan mata yang cekung di pinggir jalan.
Tidak lama kemudian, Landak dikerumuni hewan-hewan tersebut “Ada apa?” Tanya Landak bingung.
“Bolehkahkami meminta makanan yang ada di tanganmu itu?” tanya salah satu dari mereka
Landak baru tersadar, Ia sedang membawa semangkuk besar bubur kacang hijau dingin yang dibelinya dari Mang Singa tadi pagi. “Aku suka sekali buur ini. Aku ingin memakannya sendiri, tapi mereka kelaparan dan jumlah mereka tidak sedikit. Apakah bubur ini akan cukup?” kata Landak dalam hati.
Landak memandangnya dengan tatapan iba “baiklah, tapi apakah semangukuk besar bubur ini cukup untuk semua yang lapar disini?”
Seekor kucing tua mendekati Landak “pasti cukup, anak muda. Berilah mereka sesendok buburmu itu, maka semua hewan mendapat bagiannya” “Ayo semuanya mengantri dengan tertib!”
*******

Semua hewan akhirnya mendapatkan bagiannya. Satu sendok bubur kacang hijau. Sekarang hanya tersisa setengah sendok bubur kacnag hijau dan Landak belum memakannya satu suap-pun.
“Landak, terima kasih sudah berbagi kepada hewan-hewan yang sedang kelaparan disini. Semoga kau selalu diberi kemudahan. Setengah sendok terakhir bubur itu makanlah dan ucapkan keinginanmu dalam hati” kata kucing tua
Landak terdiam sejenak “tapi aku tidak punya keinginian apapun” Landak bingung.
“kalau kau tak punya keinginan, cobalah dengan menyebutkan dan mendoakan keinginan hewan lain”
“Oh, baiklah! Aku ingin semua hewan disini tidak akan pernah kelaparan lagi” Kata Landak.
*******

Landak terbangun dari tidurnya. Ia bergegas mengambil mangkuk bubur kacang hijau yang ada di kulkas. Ia terkaget karena buburnya sudah habis dan hanya tersisa setengah sendok
“tok..tok...tok” suara pintu diketuk
Landak membuka pintu dan tidak ada siapapun di depan rumahnya tapi ada kardus besar berisi makanan yang ditinggalkan di depan pintu. Sepotong kertas kecil tertempel di salah satu sisi kardus besar itu “Landak, terimalah makanan ini. Terima kasih sudah mendoakan kami ya. Kami sekarang sudah tidak kelaparan”
Landak bingung “Bukankah aku tadi hanya bermimpi?” katanya dalam hati.


Komentar

Postingan Populer